Independen, Jelas Terpercaya
Beli Tema IniIndeks
banner 728x250

Jubir ANH-TQ Menilai Budaya Patriarki Masih Rentang Terjadi

banner 120x600
banner 468x60

Parepare, zona-pantau.com — Melirik perkembangan kehidupan saat ini, masih rentang terjadinya ketidak samarataan gender.

Jubir ANH-TQ Bidang Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI), Asni Tande, SH menilai salah satu pemicu terjadinya ketidaksamaan gender itu adalah faktor budaya patriarki, Rabu (25/09/2024).

banner 325x300

Dia menjelaskan, GEDSI merupakan pendekatan pembangunan yang lebih konprehensif dari pendekatan pembangunan sebelumnya (gender saja) yang lebih menfokuskan pada kesetaraan dan keadilan pembangunan pada perempuan dan laki-laki dalam hal akses, partisipasi, kontrol dan manfaat.

GEDSI sesungguhnya jauh lebih lengkap karena selain mmperhatikan kesetaraan dan keadilan berdasarkan jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) tetapi juga melihat bagaimana perempuan dan laki-laki dari aspek lapisan-lapisannya (interseksionalitas-nya).

Pada diri seorang perempuan dan laki-laki, ada diantara mereka yang berstatus sebagai kepala rumah tangga, single parent, korban kekerasan rumah tangga.

Buruh migran, difabel, rentan mengalami dikriminasi atau peminggiran (marginal).

Tidak hanya itu, Dapat mengalami kemiskinan atau kemiskinan structural, penelantaran ekonomi, tidak tamat sekolah, buta huruf.

Sampai pada pelaku usaha mikro bahkan mungkin supra mikro, menyandang streotip gender dan masih banyak lagi lapisan-lapisan lainnya yang ada diantara perempuan maupun laki-laki.

Dari berbagai lapisan-lapisan pada diri perempuan maupun laki-laki. perempuanlah yang paling banyak mengalami lapisan-lapisan itu (interseksionalitas).

“Artinya laki-laki dianggap memiliki posisi yang lebih tinggi dari perempuan dalam segala aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, dan ekonomi,” jelasnya.

Dia menambahkan, Patriarki dalam kehidupan bermasyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekalipun, patriarki sudah menjadi sistem.

Budaya patriarki bisa menghasilkan ketidakadilan gender (gender inequality) dan memberikan dampak buruk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Salah satu diantaranya adalah kekerasan laki-laki kepada perempuan.

Sehingga, Patriarki memberi ruang kepada laki-laki untuk melegitimasi superioritas-nya kepada Perempuan sampai bisa terbentuk kuasa sosial.

Warga negara lain yang menjadi perhatian GEDSI adalah mereka yang mengalami keterbatasan fisik dan atau mental.

Sebagai warga negara, difabel juga punya hak yang sama seperti warga negara lainnya.

“Persoalan pembangunan kita, pada umumnya ada pada ketersediaan aksesibilitas. Bagaimana penyandang disabilitas diberi kemudahan untuk mengakses, menggunakan, dan mencapai suatu ruang serta layanan di berbagai bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, transportasi, fasilitas public, dan sebagainya,” katanya.

Selama ini, Masih ada warga negara lain yang kurang mendapat perhatian dalam pembangunan yaitu kelompok rentan dan marginal.

“Setiap daerah punya permasalahan yang berbeda. Di Kota Parepare, kita punya warga penyandang atau mantan penyandang kusta, penganut agama minoritas atau penganut kepercayaan (To Lotang), orang miskin,” katanya.

Mereka semua ini seharusnya mendapatkan akses, partisipasi, control dan manfaat pembangunan tanpa kecuali.

Inilah yang disebut Inklusi sosial yaitu suatu upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, yaitu semua orang dan kelompok masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam semua bidang Pembangunan (ekonomi, sosial, politik, dan budaya).

“Jika ANH dan TQ insya Allah menjadi Walikota dan Wakil Walijota Parepare, maka pendekatan pembangunan yang akan diperkuat adalah pendekatan GEDSI,” katanya.

ANH dan TQ berkeinginan kuat memastikan bahwa semua orang, di Kota Parepare tanpa kecuali (Perempuan, lakilaki, anak, lansia, penyandang disabilitas, kelompok rentan dan marginal) semuanya memiliki akses yang sama terhadap berbagai bidang pembangunan.(Rls)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *