Wajo, zona-pantau.com — Banyaknya penambang liar atau ilegal diberbagai kota diawali oleh sulitnya menempuh jalur birokrasi perizinan serta relatif tingginya biaya perizinan.
Saat ini masih marak pelaku tambang illegal diberbagai daerah, bahkan ada oknum yang memanfaatkan situasi ini dengan meraup keuntungan yang besar dari pelaku usaha.
Seperti halnya yang terjadi diwilayah Kabupaten Wajo, tepatnya di jalan Seroja, Kecamatan Tempe. Kegiatan tambang itu terus menuai sorotan dari berbagai penggiat dan pemerhati lingkungan.
Siapa penerima upeti tambang yang ada di Jalan Seroja merupakan pertanyaan marak dikalangan para penggiat dan pemerhati lingkungan.
Bahkan penggiat anti korupsi pun ikut menyuarakan tambang illegal itu, seperti halnya yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Investigasi Gerakan Anti Korupsi (LINGKAR) Kabupaten Wajo, Asdar Bur.
Dia menyampaikan keprihatinannya atas adanya dugaan oknum yang membekingi penjualan material tanah urug di Jalan Seroja, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo tersebut.
Tambang itu diduga tidak mengatongi izin produksi dan izin penjualan.
Menurutnya, harus ada tindakan tegas dan hukuman berat bagi pelaku yang dengan sengaja memberi peluang kepada oknum pemilik alat berat dan pemilik mobil dump truck beserta supirnya.
“Yang terpenting, siapa yang menyuruh megambil material tanah urug? Sebab tidak mungkin pemilik alat berat dan supir dump truk melakukan itu kalau tidak ada kesepakatan didalamnya,” kata Asdar, Minggu, (23/02/2025).
Dia juga mendesak Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Wajo membongkar latar belakang kasus dugaan Penambangan Tanpa Izin (PETI) yang diduga melibatkan oknum penerima upeti.
“Kalau pemilik alat berat beserta operator dan supir telah dimintai keterangan, maka kami juga berharap agar Polres menangkap pelaku yang diduga telah menerima upeti, besarannya berapa, silahkan penyidik Polres mengungkap,” tegasnya.
Menurutnya, Kapolres Wajo harus tegas menuntut oknum yang berusaha melindungi tambang ilegal dengan alasan apapun.(Haq)
